Selasa, 20 Agustus 2013

Aku di tengah-tengah orang yang tidak disiplin ( I'm in the midst of people who are not disciplined )

Kenapa aku memberi judul "aku di tengah-tengah orang yang tidak disiplin?" 
Di sini bukan berarti aku sudah sempurna atau sudah disiplin 100% dalam hidupku. Tetapi aku lebih mengarahkan ke kehidupanku yang ingin berubah menjadi disiplin tetapi lingkunganku tidak mendukung.

Memang benar adanya KEBIASAAN BURUK MERUSAK PERGAULAN YANG BAIK ini saya kutip dari Bible. Dari sejak aku masih remaja, aku ingin hidup benar, disiplin, terpola baik dan melakukan semua pekerjaan dengan baik, tetapi apa yang kuinginkan ini tidak selalu terjawab.

Sempat aku bertanya dalam hatiku sendiri, Tuhan bagaimana supaya aku bisa disiplin dalam hidupku ini? sedangkan sekelilingku orang-orangnya yang hanya mengejar keinginannya masing-masing. Dan memang berbeda, hidup orang-orang yang disiplin dengan yang tidak.

Khususnya disiplin dalam tanggungjawab di manapun posisinya. Aku juga sempat berpikir dalam hatiku, mengapa orang yang terbilang "dewasa rohani/keimanannya" justru mereka menggampangkan sebuah tanggungjawab atau hidup semaunya sendiri, meski aku tahu juga bahwa tidak semua orang juga kok.

Saat aku di kelilingi dengan orang-orang yang tidak disiplin, maka lambat laun membentuk habits ku menjadi tidak konsisten juga. Hingga aku tersadar dan merenung, aku tidak bisa hidup begini terus. Nah, saat aku memulai perubahan dalam hidupku untuk mencoba disiplin, baik di pekerjaan atau dalam hal lain, aku di nilai sebagai orang yang sangat kaku, terlalu formal, tidak fleksibel dan serius. Jujur waktu aku di katakan seperti itu, hatiku sedih dan berbalik lagi bertanya dalam hatiku, apakah aku salah jika dalam pekerjaan atau hal lain aku disiplin? Apa jadinya jika hidup tidak disiplin? Mengapa mereka berkata bahwa hal itu menjadikan aku kaku?

Aku hanya ingin hidupku benar dan lebih baik dengan mempunyai gaya hidup disiplin, apakah itu sebuah kesalahan?

Aku heran dengan jawaban-jawaban yang muncul seperti itu. Tetapi meski mereka bilang seperti itu, aku tetap melakukan untuk benar-benar mempunyai tingkat disiplin yang bagus.

karena dengan hidup disiplin, hasilnya pun akan ada, setidaknya tentang gaya hidup yang sehat dan keberhasilan akan terjadi.

Aku melihat banyak kesaksian di mana saat mereka disiplin, mereka meraih kesuksesan. Dan aku pun ingin mengambil kesempatan itu juga. :)

Karena itu, aku tidak mau hidup di tengah-tengah mereka lagi. Meski tidak bisa instan juga,....
Seandainya pun aku harus ada di tengah-tengah mereka, aku mencoba mengurangi frekuensinya.

KARENA KESUKSESAN TIDAK AKAN PERNAH MENGHAMPIRI KITA
JIKA TIDAK ADA GAYA HIDUP DISIPLIN DAN BERTANGGUNGJAWAB
SETIAP HARI

Ini sangat melekat di hatiku dan aku ingin meraihnya. hanya orang bodohlah yang tetap ingin hidup biasa-biasa saja.
Dan aku tidak mau biasa-biasa saja, sekalipun hidupku masih biasa-biasa saja, tetapi akan aku raih kesuksesan nantinya.
Amiiiiinnnn !!

Aku percaya !

  

Rabu, 14 Agustus 2013

Wajahku tidak seperti umurku (my face is not like my age)

Aku di sini ingin berbagi mengapa aku berkata " wajahku tidak seperti umurku"  karena memang banyak orang baik saudara, teman, orang yang belum kenal hampir mengatakan hal yang sama yaitu : wajahmu tidak seperti umur kamu...... hehehe  (jadi tersanjung).

Semua teman-temanku yang baru kenal khususnya tidak percaya bahwa usiaku sudah sangat banyak (sudah sangat dewasa). Mereka berpikir bahwa aku masih berusia 25 atau 28 atau 30 yang pasti di bawah tiga puluh tiga tahun. Dan khususnya teman-teman wanita bertanya kepadaku, apa yang menjadi "rahasia awet muda kamu"  dan jawabku sangat simple.

bahkan ada cerita yang lucu, yaitu anak laki-laki (24 tahun) bisa jatuh cinta kepadaku waktu itu.....lol.

Ini wajahku dari tahun ke tahun:

Usiaku dalam foto ini 38 tahun  

Usia ku dalam foto ini 38 tahun
:




Usia ku dalam foto ini 37 tahun


Usia dalam foto ini 36 tahun


Usiaku dalam foto ini adalah 37 tahun

Ini foto-foto ku yang natural, dan saat mereka bertanya apa rahasia nya sehingga aku bisa lebih muda dari umurku. 

Inilah yang selama ini aku jaga setiap hari :
*  Tersenyum.  Aku selalu memberi senyum kepada orang lain, meski aku tidak kenal, saat di jalan dan berpapasan dengan orang maka aku mendahului memberi senyum dan menyapa. Padahal tidak saling kenal.... (tetapi bukan berarti "gila")  hehehe.

* Buat hidup tetap bisa tertawa.  Aku sadar bahwa ini sulit, apalagi pada saat mempunyai tekanan hidup.. tetapi ada sarana yang bisa membuat kita bisa tertawa yaitu aku selalu menonton film lucu atau sekedar menggodai binatang seperti anjing atau kucing... (aku suka iseng dengan kucing dan anjing yang membuat mereka terkejut) ini membuat aku bisa tertawa.

* Aku selalu bernyanyi. Setiap hari aku selalu bernyanyi di kamar mandi, di kamar tidur, di kantor, di jalan dengan headset. Dimanapun aku selalu bernyanyi buat Tuhan, meski tidak selamanya aku selalu bersukacita. Saat susah atau sedih atau bahagia aku akan tetap bernyanyi.

* Aku suka senam wajah. Memang tidak berat tetapi aku melakukan setiap pagi atau malam hari sebelum tidur. karena ini penting untuk melenturkan otot wajah yang kaku.

* Aku suka makan sayuran dan buah.   Nah, aku menyadari bahwa banyak orang tidak suka makan sayuran, tetapi jika kita mengerti manfaatnya maka sayuran itu perlu di konsumsi setiap hari. Termasuk buah. (aku hanya makan buah pepaya yang paling sering).

Nah, inilah yang kulakukan untuk menjaga hidupku tetap lebih muda dari usiaku, aku tidak memakai obat dari dokter (karena aku tidak suka perawatan wajah dari dokter), aku suka yang alami.

Semua alami.

Aku hanya bisa berkata : terima kasih Tuhan untuk anugerah ini.
Sekarang usiaku pada saat ini adalah 38 tahun  (terhitung 2013).

God bless 

Senin, 12 Agustus 2013

Semua ada waktunya (Its all there time)

Saat ini aku menulis sesuatu yang tidak aku alami dalam dunia nyata. Melainkan "mimpi" di saat aku tidur di malam hari. Memang aku menyadari bahwa tidak semua orang mempercayai mimpi di malam hari. Mereka menganggap bahwa itu hanya "bunga tidur" tidak mempunyai arti apa-apa, jadi tidak perlu di anggap serius. Inilah yang sering aku dengar dari setiap orang yang tidak mempercayai sebuat mimpi. Tetapi aku ingin menuliskannya di sini "mimpi" di saat aku tidur di malam hari.

Tanggal 11 Agustus 2013 di malam hari, aku tidur seperti biasanya, di saat sudah tertidur nyenyak aku bermimpi seperti ini.

Di suatu tempat aku di perhadapkan sebuah jalan yang super sempit, dan anehnya jalan ini di tutupi dengan semak-semak ranting bambu yang sudah kering dan memang tidak bisa di lewati. Aku bertanya dalam hati, bagaimana aku bisa menembus jalan sempit ini dengan di tutupi ranting-ranting bambu yang sudah ruwet begini?. Sedangkan jalannya hanya ini. Di saat aku bingung, ada yang berkata : kamu harus melewati ini sampai di sana karena hanya ini jalannya. 
Bila aku gambarkan, jalan yang di tutupi ranting-ranting bambu itu seperti dalam gambar ini di bawah ini. 



Pertama aku melihat ini, aku bingung dan muncullah pertanyaan, apakah aku harus menerobos jalan ini? bagaimana caranya? setelah aku berpikir sejenak, aku akhirnya mengambil keputusan bahwa aku harus melewatinya. Aku mendorong, mematahkan, mengeluarkan tenaga dengan sekuat tenaga untuk membuka jalan yang di tutupi dengan ranting-ranting bambu yang sangat rapat dan kuat dan akhirnya aku bisa terbebas dari "kesesakan" melewati jalan tadi dan akhirnya aku melihat jalan yang lurus dan terlihat bersih dan lebar tetapi seperti berwarna kuning keemasan.

Akhirnya aku bertemu dengan seorang hamba Tuhan atau pendeta dari Australia (aku kenal beliau dalam dunia nyata atau real dalam hidup sehari-hari), aku dan bapak pendeta ini berdialog singkat dan aku bertanya sekaligus share dengan beliau. Inilah cuplika pertanyaan yang kuingat

Saya      : Pak, bagaimana ya dengan  (......xxxx........) ini? keadaannya semakin sedikit .
Pdt       : Kenty, semua ada waktunya.
Saya     : Saya sebenarnya juga hopeless dengan keadaan ini
Pdt       : Kenty, semua ada waktunya.
Saya     : Pak, apakah bisa saya di mentor?
Pdt       : Apakah ini nomor handphone kamu?
Saya     : Oh, Bapak sudah punya nomor saya?  (bingung),...eh iya Pak itu nomor handphone saya.
Pdt       : Baik, kapan saja bisa nanti di hubungi.

Inilah percakapan yang kuingat betul dalam mimpiku.
Dari mimpi ini aku merenung dan berpikir setelah terbangun, bahwa Pak Pendeta ini mengucapkan hal yang sama dan beliau sudah menyimpan nomor handphone saya. Padahal dalam kenyataannya beliau tidak mempunyai nomor handphone saya.
Inilah sepenggal cuplikan mimpi di saat aku tertidur.

Terus maksudnya apa?

Inilah yang membuat aku merenung 

SEMUA ADA WAKTUNYA
SEMUA ADA WAKTUNYA

sepenggal kata ini mengingatkanku dalam Pengkotbah 3 yang berkata bahwa segala sesuatu ada masanya, apapun yang ada di bawah kolong langit ini. Ini artinya semua sudah ada dalam rencana Tuhan setiap hidup manusia. 

Aku terkadang tidak mempraktekkan dengan benar, arti kata ini. Dan beliau sudah menyimpan nomor handphone ku. ini artinya bahwa aku seperti harus melewati kesesakan dulu untuk menemukan keindahan setelah itu. Dan aku bersyukur bila aku bisa melewati dengan sekuat tenaga.
Menurut aku bahwa Pendeta ini meggambarkan Tuhan sendiri, Tuhan sudah menyimpan aku dalam tanganNya. Tuhan sudah tahu apa yang akan di lakukan untuk hidupku. 

Pesan apa yang akan aku bagikan di sini:

Aku hanya akan berkata bahwa :
*  Tuhan bisa berbicara dengan apapun untuk menyampaikan isi hatiNya.
*  Untuk melihat kebahagiaan atau sukacita sejati dari Tuhan, maka harus melewati hal-hal yang sulit dengan kekuatan dari Tuhan.
*  Semua ada waktunya, tanpa harus mencoba untuk "berdebat" dengan Tuhan.
*  Percaya bahwa semua ada waktunya.

Setelah aku terbangun, aku harus mengambil tindakan yang tepat dan benar kembali dan semua itu di mulai dari hati. 


IMAN TANPA PERBUATAN ADALAH MATI
Demikian aku mencoba untuk berbuat sesuai dengan imanku, sekalipun dengan airmata dan kesesakan setiap saat datang. 
Semua berawal dari mana cara aku berpikir, sekalipun orang lain menganggapnya itu salah atau bodoh di mata mereka, tetapi aku akan tetap berjalan di dalan imanku kepada Tuhan.
Karena aku percaya bahwa SEMUA ADA WAKTUNYA tanpa aku harus berargumentasi dengan Tuhan dalam doa. 
Tetapi semua sudah ada dalam coretan tangan Tuhan dan semua itu pasti indah dan baik.


Terima kasih Tuhan











Rabu, 07 Agustus 2013

Sri, gunakanlah perkataan yang baik setiap waktu ( Use a kind word every time )

Setiap orangtua pasti ingin selalu mengajarkan yang baik kepada anak-anaknya termasuk dalam hal perkataan. Termasuk orangtua aku yang selalu ingin anak-anaknya melakukan perbuatan yang baik dan mempunyai sikap dan perkataan yang baik juga. 

Okay, di sini aku ingin share tentang bagaimana aku harus bisa menjaga perkataanku selama aku hidup. Meski aku juga sadar hal ini tidak mudah juga, karena memang tidak ada manusia yang bisa mengontrol lidahnya.

Ini ceritaku ...

Semasa aku masih kecil memang sudah terbentuk dari keluarga yang baik-baik dan kedua orangtuaku selalu mengajarkan hal-hal yang baik. Sehingga aku memang jarang berkata-kata kotor atau tidak sopan, bukan berarti aku tidak pernah loh.... :)

Tapi yang menurutku itu masih tidak terlalu kotor seh....hehehe.
Aku tetap teringat jika ibuku pernah bilang : " kowe nek urip dadio wong sing apik lan ojo gawe urip sengsoro" artinya kamu kalau hidup jadilah orang yang baik dan jangan buat hidup ini sengsara. Termasuk dalam berkata-kata. ini sangat penting untuk di lakukan.

Nah, dari didikan orangtua ku itulah yang mendasari aku sampai saat ini masih bisa menjaga hidupku. Di tambah lagi aku juga membaca Firman Tuhan yang berkata bahwa janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutku, terus juga hendaklah perkataanku penuh kasih dan jangan hambar dan lainnya.

Tetapi terkadang aku bingung, kenapa orang bisa sampai ngomong kata-kata kotor dan tidak enak di dengar telinga.....ckckckc. sedangkan lidah kita ini kan berkuasa.

Suatu saat aku di ajar tentang bagaimana mengontrol lidah kita ini dengan benar. Dan pelajaran ini bukan dari manusia yang bercerita, tetapi lewat pengalaman atau kejadian yang kulakukan sendiri.

Begini ceritanya......

Ketika itu aku pulang dari acara di Puncak - Bogor dengan membawa bunga. Bunga ini sangat indah dan cantik warnanya, setelah sampai di rumah, aku tanam di pot bunga yang agak besar di depan rumah. Setelah beberapa minggu, bunga ini berkembang dan indah sekali... hatiku sangat senang. Suatu hari setelah saya pulang dari kerja, aku kaget dan kesal ketika melihat bunga yang ku tanam sudah tidak ada (di cabut dan di buang di tong sampah oleh kakakku) dan di ganti dengan tanaman cabai.....
Akhirnya aku duduk di depan pohon cabai itu dan berucap dengan hati kesal, dan aku mulai berkata-kata yang bisa di bilang aku mengutuki pohon cabai itu. Aku hanya berucap seperti ini : "kamu tidak akan bertumbuh subur, kamu akan mati dan aku tidak suka kamu " ini saja yang aku ucapkan dengan hati yang kesal. dan aku juga tidak berpikir apa-apa waktu itu.

hari berganti hari, minggu berganti minggu dan sampai satu bulan, ketika aku mengamati pohon cabai kecil itu, tidak bertumbuh - tumbuh dengan cepat. Pertumbuhannya sangat lambat dan ujungnya bukan berdiri tumbuhnya tetapi merunduk. Akhirnya aku berpikir, kenapa cabai ini tidak bertumbuh-tumbuh pikirku. (aku sudah lupa dengan ucapanku tetapi aku masih berpikir ada apa dengan pohon cabai). Ketika aku teringat dengan ucapanku, aku sadar dan aku minta ampun sama Tuhan supaya mencabut perkataan kotorku terhadap pohon cabai itu, aku mulai memberkati dan mengucapkan yang positif, tetapi aku sudah terlambat mungkin ya, hingga akhirnya aku melihat bahwa pohon cabai itu akhirnya mati.

Dari pengalaman langsung ini , aku di ajar oleh Tuhan bahwa lidah kita ini berkuasa dan pengaruhnya sangat besar. Sejak saat itu akhirnya aku bertobat dan benar-benar ini menerapkan perkataan- perkataan yang positif dan tidak mau mengucapkan kata-kata yang kotor.

Dan aku bersyukur kalau hingga sekarang aku masih bisa menjaga itu yaitu tidak berkata-kata kotor atau yang sifatnya tidak jadi berkat bagi orang lain. karena aku sadar bahwa lidahku ini berkuasa.

Yang ingin aku sampaikan di sini adalah bahwa biarlah selama kita hidup, mari kita menjaga perkataan kita. Tidak sembrono dalam perkataan, sekalipun mempunyai kesan bergurau waktu kita bicara dengan teman kita. Tetapi kita juga harus berhati-hati dengan kata-kata kita.

Karena ucapan kita itu seperti panah, sekali dilepas maka dia akan mengarah kepada siapa yang di tuju. jika panah itu adalah kata-kata kotor, maka itu akan hinggap kepada siapa kita berikan dan jika itu dibiarkan maka dia akan menancap dan bekerja di dalam diri orang tersebut.

karena itu, aku selalu berusaha untuk bisa berkata-kata yang baik dan membangun kepada setiap orang, termasuk mungkin yang pernah menyakiti aku. 
dan puji Tuhan, aku mampu melewatinya dan aku akan tetap jaga.

God bless you

Kamis, 01 Agustus 2013

Saat tekanan itu datang kepadaku (When the pressure was coming to me)

Suatu hari ketika aku sedang di kamar sendirian, aku berpikir dan berbagai pertanyaan muncul di hatiku waktu itu.
Pertanyaan itu muncul terus di pikiranku dan aku mencoba untuk merenungkannya, apa di balik itu semua. Mengapa pikiran itu terus menghampiri aku.

Pertanyaan itu adalah :
" Mengapa banyak orang, saat menghadapi masalah, tekanan atau himpitan, mereka kebanyakan langsung putus asa, tidak mau mencoba lagi atau bahkan membenci proses itu sendiri"

Aku sebelumnya juga begitu, saat menghadapi tekanan atau himpitan, aku langsung putus asa atau tidak mau mengerjakan hal sama lagi. Tetapi entah kenapa, hatiku terusik dengan itu. 

Nah, aku ingin berbagi di sini dengan hal-hal yang terjadi kepadaku.
Aku sebelumnya mempunyai karakter yang lemah memang secara emosi. Aku kurang "berjuang" dengan setiap yang kualami. Contohnya, jika aku ingin sesuatu seperti baju contohnya saja dan ketika aku melihat harganya sangat mahal, maka tindakanku saat itu langsung,....ah sudahlah, ini kemahalan untuk aku beli. (aku tidak berpikir, bagaimana supaya aku mendapatkan baju itu untuk kumiliki), aku menyerah dan melupakannya. Tetapi ternyata itu adalah sikap yang "meremehkan dirinya sendiri" .  

Aku berpikir dengan sikap "nrimo" atau menerima apa adanya itu baik dan tidak masalah. Memang ada benarnya sikap menerima apa adanya itu, tetapi harus di lihat dari sudut pandangnya di mana. Karena tidak semua harus bersikap menerima apa adanya.

Ternyata sikapku itu membuat aku sendiri akhirnya tidak menjadi orang yang kuat atau bisa di katakan semangat juangku sangat kecil sekali. :(
Hingga aku akhirnya, teringat dengan contoh seorang yang tidak bisa berenang, tetapi tiba-tiba dia terjatuh ke dalam sungai yang dalam. hanya ada dua pilihan untuk orang tersebut yaitu mati tenggelam atau berjuang untuk naik ke atas permukaan. 

Sikap diam atau menerima apa adanya itu seperti orang memilih mati tenggelam dan sikap ingin hidup itu membuat orang berjuang untuk naik ke atas sungai.

Inilah membuat aku tersadar, bahwa selama ini kadang aku bersikap diam dan menerima apa adanya. kalau ini aku biarkan terus, maka aku bisa lama-lama "mati tenggelam" seperti orang tersebut dalam contoh.

Akhirnya aku memutuskan mulai dari hatiku yaitu: aku mau berubah dengan mengatur konsep pikirku untuk berjuang.
Saat himpitan atau tekanan datang kepadaku inilah yang ku lakukan sekarang :
1. Aku berjuang setidak-tidaknya melawan diriku sendiri.
2. Aku berusaha meski dalam hal ini aku membutuhkan ekstra tenaga dan hati.
3. Aku focus
4. Aku tidak mau mendengarkan perkataan2 yang tidak membangun aku. tetapi bukan berarti aku tidak mau di ajar. ini beda loh.

Sikap berjuang ini sangat penting untuk di miliki oleh setiap orang!

Tuhan memberkati